Teknologi Sebagai Strategi Untuk Kemandirian Bangsa

By Admin

nusakini.com--Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP) pada Kamis (20/10). Tema yg diusung dalam kuliah umum ini adalah “Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Bidang Energi.” Acara dibuka dengan sambutan oleh rektor UNP, Prof. Ganefri. 

Dalam paparannya di depan mahasiswa serta perangkat kampus UNP, Arcandra mengungkapkan bahwa sebenarnya indonesia masih memiliki banyak minyak yang tersisa. "Oil masih tersedia, tapi teknologi sekarang hanya mampu mengambil 40-50% dari oil yg ada," jelas Arcandra. 

Lebih jauh Arcandra menjelaskan bahwa produksi tingkat pertama (primary production) dalam produksi minyak hanya mampu mengambil maksimal 20-30%. Kemudian secondary production, hanya mampu mengambil minyak 5-10%. “Teknologi yang paling canggih sekarang, itu hanya bisa mengambil 5-10% setelah secondary production,” tandasnya. 

Teknologi menjadi aktor utama dalam pengambilan minyak dari perut bumi. Arcandra menambahkan bahwa peran teknologi agar bisa mengambil sisa minyak dengan maksimal itu sangat penting. Namun hingga kini, belum ditemukan teknologi yang bisa mengambil minyak 100%. Sehingga dalam kuliah yang diberikan, Arcandra menyampaikan jika dikatakan minyak sudah habis, dilihat dari segi pengamatan teknologi, minyak tidak akan habis hingga ditemukan teknologi yang bisa mengambil minyak sampai tuntas. “Karena minyak yang tersisa itu jauh lebih banyak daripada yg sudah diambil,” imbuh Arcandra. 

Tak hanya sampai disitu, teknologi juga merupakan salah satu komponen strategi untuk kemandirian bangsa, bersama dua komponen lainnya, yakni people dan process. Arcandra menjelaskan, “Strategi untuk membangun kemandirian bangsa terdiri dari 3 poin utama, yaitu teknologi, people atau kompetensi, dan proses.” 

Pada hari yang sama sebelum memberikan kuliah umum di UNP, Arcandra Tahar juga menjadi dosen tamu pada kuliah umum di Universitas Andalas dengan tema "Kebijakan Strategis Industri Migas Indonesia: Perspektif Ekonomi dan Teknologi". (p/ab)